Selamat Datang di Jurnal INTUISI, Blog resmi LAPMI Jaksel

Selamat Datang di Jurnal INTUISI, Blog resmi LAPMI Jaksel.

Terima kasih atas kunjungan Anda sekalian. Jurnal INTUISI, sebagai blog resmi LAPMI HMI MPO Cabang Jakarta Selatan, berusaha menyuguhkan update informasi maupun kajian yang berlangsung di seputar lingkungan HMI MPO Cabang Jakarta Selatan. Kami berharap, para pengunjung sekalian dapat menikmati suguhan ini dan meninggalkan catatan-catatan kecil demi perbaikan ide-ide kami di masa yang akan datang. Sebab, Jurnal INTUISI hadir untuk menangkap pengetahuan secara keseluruhan!

Tim LAPMI Jaksel

Ada Apa di Jurnal INTUISI?

  • Update Jurnal INTUISI Versi Cetak
  • Editorial Aktual
  • Update Info HMI JakSel
  • Opini Beragam
  • Kajian Mendalam
  • Fitur Tambahan Seru
  • Partisipasi Terbuka

Jumat, 21 November 2008

MENGGAPAI MA’RIFAT DENGAN CINTA

MENGGAPAI MA’RIFAT DENGAN CINTA
Oleh: Amin Mubarok

Cinta adalah fitrah dari Tuhan. Setiap manusia butuh untuk mencintai dan dicintai. Segala sesuatu akan terasa hampa tanpa cinta. Karena cinta, panasnya padang pasir akan berubah menjadi embun yang menyejukkan hati yang begitu kering dan sebutir debu akan berubah menjadi emas yang begitu berharga.


Cinta tak akan pernah habis untuk diungkap, takkan pernah pernah kering tuk digali. Ia indah, ia murni. Ia akan terus bersinar walau waktu telah membuat dunia berakhir. Ia akan tetap ada dan terasa, walau jarak yang begitu jauh telah menjadi pemisah.
Ketika kita jatuh cinta, itu adalah hari yang membuat kita tidak bisa melupakan ia yang kita cinta. Menatapnya adalah kebahagiaan yang tak bisa terlupakan. Senyumannya adalah pelepas dahaga bagi jiwa-jiwa yang merindukan ketenangan.
Cinta memang indah, namun dibalik keindahan cinta, jika nafsu telah mengendalikannya maka sungguh kita telah menjadi buta. Cinta yang hakiki adalah cinta kita kepada Allah. Karena Dialah sumber cinta dan keindahan dan Dialah sumber cahaya dari segala kegelapan.
Ketika cinta telah mengisi ruang hati kita untuk seseorang, cintailah ia karena Allah. Dan ketika hati tak kuasa menolak rasa benci kepada seseorang, bencilah ia karena Allah. Kekecewaan yang timbul karena hati yang tersakiti adalah karena cinta kita masih terdorong nafsu. Jika tidak, kita akan mengembalikan semuanya kepada Allah Rabbul Izzati.

Antara Ma’rifat dan Cinta
Ma’rifat berarti mengetahui atau mengenal. Tapi dalam ilmu tasawwuf ma’rifat berarti mengenal Allah secara langsung. Melalui hati kita, Allah telah membukakan hijab yang menjadi penghalang antara kita dan diriNya, hingga kita telah mengenal diri-Nya di dalam diri kita.
Lantas apa hubungan antara cinta dengan ma’rifat? Para wali Allah telah mendapatkan ma’rifat melalui sikap zuhud, wara’, khauf, raja’, tawadlu’, tawakkal, dan sabar sedangkan cinta (Mahabbah) adalah yang termasuk di antaranya.
Manusia pada, dasarnya, hidup untuk mengabdi kepada Tuhan-nya. Ada banyak jalan yang tampaknya dianjurkan oleh ajaran agama tradsional kepada manusia untuk menjamin pertumbuhannya yang sejati atau realisasinya untuk mencapai tingkatan-tingkatan kesempurnaan yang lebih tinggi. Di antara jalan-jalan ini, cinta kepada Allah menjadi tradisi agama universal umat manusia sebagai sarana terbaik untuk realisasi spiritual dan perkembangan diri.

Mengapa kita perlu mencintai Allah?
Para nabi dan wali bisa mencintai Allah sedemikian hebatnya, karena mereka bisa menemukan dan merasakan keindahan Allah SWT. Hingga saat ini kita sulit merasakan kehadiran cinta kepada Allah karena kita belum menemukan keindahan diri-Nya.
Salah satu keindahan yang bisa kita temukan pada Allah adalah kasih sayang-Nya yang begitu besar pada kita. Kalau kita mau menghitung berapa banyak ni’mat yang Allah berikan kepada kita, tentu kita akan menyadari betapa Allah begitu menyayangi kita. Betapapun banyak dosa yang telah kita lakukan dan betapapun sering kita mengingkari perintah-Nya, kita masih bisa merasakan ni’mat Allah yang begitu melimpah, kita masih bisa makan setiap hari, masih bisa tertawa, dan masih bisa menjalani hidup ini dengan semangat.
Dalam hadits dijelaskan bahwa Allah telah menciptakan Rahmah (kasih sayang) dalam jumlah 100, di antara keseratus itu sembilan puluh sembilan telah Allah tahan untuk diberikan kepada orang yang mendapatkan kemenangan di akhirat, sedangkan satu rahmat telah Allah berikan kepada kita di bumi.
Jika di dunia ini tak ada Rahmat (kasih sayang Allah), matahari tak akan bersinar untuk memberi kehangatan untuk semua makhluk, tanaman tak akan tumbuh untuk memenuhi kebutuhan kita akan makanan, air tak akan mengalir untuk menghilangkan rasa dahaga. Kita tahu bahwa Allah begitu pengasih, mengapakah tidak kita menyayangi dan mencintai diri-Nya yang begitu sayang kepada kita.
Dan oleh karena itu, di dalam Al Quran, telah berulang kali Allah memperkenalkan diri dengan nama al Wadud yakni Yang Maha Menyayangi :
“Dan mintalah ampun kepada Tuhanmu, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengasih dan Penyayang” (QS Hud [11]:90).
“Sesungguhnya Dialah yang menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkannya (kembali). Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih” (QS Al-Buruj [85]:13-, ditempat lain:
“Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri. Sesungguhnya, orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, kelak Allah Yang Maha pemurah akan menanamkan ke dalam (hati) mereka rasa kasih sayang” (QS Maryam [19]:95-6)
Allah, Dialah Dzat yang paling mendengar atas segala keluh kesah kita, Dialah Dzat yang paling peduli atas masalah kita, dan Dia pula Dzat yang selalu menolong kita dari segala kesulitan.
Al Quran menyatakan bahwa Allah tidak dapat digambarkan dan bahwa tidak sesutau pun yang menyerupai diri-Nya dan, lebih jauh lagi, bahwa apapun apa yang dikatakan orang tentang-Nya. Dia melampaui semuanya itu dan oleh karena itu, pada mulanya akan sulit memahami bagaimana kita bisa mencintai apa yang belum pernah kita lihat dan dapat kita bayangkan. Sebab, cinta mensyaratkan gambaran dan pengelihatan apa yang dicintai dan daya tarik yang dipancarkan oleh kehadirannya pada indra manusia.
Namun, bukanlah hal yang tidak mungkin bagi kita untuk bisa mencintai Allah. Seorang Rabiah al Adawiyah, ia bisa mencintai Allah sebegitu dalamnya karena di hatinya ia meyakini akan adanya Allah dan kehadiran-Nya serta merasakan keindahan diri-Nya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan alasan mengapa kita perlu mencintai Allah, Pertama, karena Allah begitu sayang kepada kita, jika kita bisa mencintai orang-orang yang menyayangi kita, maka mengapa tidak kita mencitai Dzat yang lebih menyayangi kita. Kedua, karena kita membutuhkan diri-Nya. Kepada siapa lagi kita akan meminta pertolongan kalau bukan kepada Allah, sedangkan Dia adalah Dzat yang Maha pemberi pertolongan. Ketiga, karena Allah itu Maha Indah. Jika kita bisa mencintai manusia karena keindahan mereka, sesungguhnya Allah itu lebih dari seluruh makhluk yang ada di langit dan bumi. Keempat, mengapa kita perlu mencintai Allah, karena mencintai Allah akan membuat kita dicintai-Nya, kalau Allah sudah mencintai kita, Allah akan membukakan pintu ma’rifat untuk kita dan Dia akan menuntun kita kemanapun kita melangkah. Seburuk apapun keadaan kita, sejauh apapun kita telah salah melangkah Allah akan menuntun kita kembali ke jalan-Nya.

Download artikel ini:
http://rapidshare.com/files/165862352/CINTA.rtf.html

Follow Up LK 1

Artikel Terpopuler

Widget edited by Anang

Tentang LAPMI Jaksel

Foto saya
Ciputat, Jakarta Selatan/Tangerang Selatan, Indonesia
Blog ini dikelola oleh LAPMI HMI MPO Cabang Jakarta Selatan sejak 30 Oktober 2008. LAPMI adalah singkatan dari Lembaga Pers Mahasiswa Islam. Blog ini diharapkan menjadi media di dunia maya untuk mempublikasikan karya-karya LAPMI HMI MPO Jaksel. Direktur Utama: Daimah Fatmawati Direktur Litbang: Bahrul Haq Al-Amin Direktur Penerbitan: Sunardi Panjaitan. Selamat menyimak!

Personel LAPMI Jaksel

  • Daimah Fatmawati as Direktur Utama
  • Sunardi Panjaitan as Direktur Penerbitan
  • Bahrul Haq Al-Amin as Direktur Litbang
  • Iffati Zamimah as Sekretaris LAPMI

Notifikasi Email

Masukkan alamat email Anda untuk mendapatkan pemberitahuan jika ada artikel/berita terbaru!

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

TRANSLATE THIS BLOG

Translate this page from Indonesian to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Widget edited by Anang